Vipassana S.N Goenka - My New Level of Journey

Hello Travelers!

Beberapa minggu belakangan ini saya merasa perjalanan-perjalanan saya menjadi menjenuhkan. Hanya begitu-begitu saja. Mencari spot-spot menarik, kadang berfoto lebih sering tidak, tertawa-tawa bersama kawan, dan lainnya yang sebangsa itu. Setelah pulang kembali ke rumah, lalu hanya menjadi ego semata karena merasa sudah pernah berada di sini atau di situ.


Saya pun mulai mencari sebentuk perjalanan baru. Yang mencerahkan. Yang memberi sesuatu yang lebih bermakna, walau bermakna atau tidaknya suatu perjalanan tentu tergantung persepsi masing-masing. Akhirnya saya pun mencoba mengikuti retreat meditasi vipassana yang diasuh oleh S.N Goenka yg berasal dari Burma itu selama 10 hari di Kintamani, Bali.

Alasan saya mengikuti retreat meditasi? 
Karena seorang teman berkata bahwa I'm thinking too much. I analyzed everything more than I should be. Dan hal itu bisa mempengaruhi kesehatan fisik loh! Jadi, untuk mengendalikan pikiran, coba belajarlah bermeditasi. Begitu katanya dulu.

Alasan saya memilih vipassana S.N Goenka? 
Karena ini gratis. Hahaha... Nothing to lose. Seandainya meditasi tidak berhasil untuk saya, setidaknya saya nggak keluarin banyak uang untuk mencobanya. Tapi bila ini berhasil, tentu ini akan menjadi salah satu hal terbaik yang pernah saya lakukan dalam hidup saya.


Kalau kamu merasa hidupmu saat ini yang penuh fasilitas itu membosankan, cobain deh Vipassana 10 Day Course ini. Selama 9 hari lebih kamu akan belajar meditasi 11 jam per hari. Tanpa gadget, tanpa sesuatu yg bisa dibaca, tanpa sesuatu yg bisa ditulis, tanpa sesuatu yang boleh diucapkan (wajib berdiam diri selama 9 hari), bahkan olahraga pun ga boleh, just nothing. Nada! Mungkin setelah itu kamu akan menyadari betapa lengkapnya hidupmu saat ini, dan semestinya ga ada alasan untuk merasa bosan.

Meditasi vipassana ini dasarnya adalah dari ajaran Buddha, tapi teknik ini adalah universal, sehingga agama apa pun diijinkan mengikuti kegiatan ini dan tanpa penghakiman apa pun atas pilihan agama masing-masing. Bahkan menurut saya, diskursus setiap malamnya justru bisa bikin kita jadi lebih memahami ajaran agama kita masing-masing. Saya suka sesi diskursus ini, karena walau SN Goenka berkata ini bukanlah permainan intelektual, tapi menurut saya it is. Hahaha... I love philosophy!

Selama 10 hari ini kita dilarang menulis apa pun, karena itu saya akan mencoba sedikit bercerita tentang kursus meditasi ini sebatas yang saya ingat saja ya. Bila ada sedikit kealpaan di sana-sini, mohon dimaafkan. :)

Vipassana adalah teknik meditasi untuk pemurnian pikiran. Dasar terpentingnya adalah pada dua hal, kesadaran (pikiran yang selalu hadir di saat ini, bukan di masa lalu ataupun masa yang akan datang), serta ketenangan dan keseimbangan pikiran. 

Menurut Buddha, kemelekatan kita terhadap hal-hal yang menimbulkan kebencian (amarah, kesedihan, dendam, ketakutan, dll) dan keserakahan (kesenangan yang menghadirkan nafsu, obsesi, or short of) akan menghadirkan shankara di kehidupan kita. Shankara inilah yang membuat hidup kita menderita. 

Terkadang kita merasa diri kita baik-baik saja. Sudah melupakan amarah, kesedihan, atau apa pun di masa lalu yang membebani hidup kita. Tapi sesungguhnya semua perasaan itu hanya bersembunyi dari permukaaan, namun tetap ada di kedalaman pikiran dan mengganggu alam bawah sadar kita. 

Jadi, untuk merasakan kebahagiaan dan kedamaian, kita harus memurnikan pikiran kira dari shankara-shankara tersebut. Dan salah satu caranya adalah dengan mempraktekkan meditasi vipassana ini.

Vipassana adalah sebuah metode sederhana praktis dan universal untuk memurnikan pikiran dan mengalami kedamaian sejati. Teknik ini akan mengembangkan lebih jauh tentang pemahaman diri, pengendalian diri, kebahagiaan, kebijaksanaan, dan kasih sayang.
"Jika tidak ada kedamaian dalam pikiran masing-masing individu, bagaimana mungkin ada kedamaian sejati di dunia?" -S.N Goenka di Persatuan Bangsa-bangsa, 2000
Di kursus ini dijelaskan bahwa rasa sakit atau penderitaan adalah sesuatu hal yg universal, yang bisa dirasakan oleh siapa saja, sebab itu 'obat'nya juga semestinya merupakan sesuatu yg universal, yang tidak terbatas pada sekte-sekte tertentu saja. Sebab itulah, kursus ini memberi kesempatan kepada siapa saja, dari agama dan jenis kelamin apa pun, juga ras apa pun untuk menghadirinya.

Bahkan ibu hamil pun aman bila melakukan meditasi ini. Hanya saja akan diberi sedikit kelonggaran, seperti mendapatkan evening meal atau makan malam (murid baru hanya mendapatkan seporsi buah-buahan di sore hari, sedangkan murid lama tidak mendapatkan makanan apa pun setelah makan siang). Ibu hamil juga diijinkan untuk merubah posisi duduknya ketika meditasi dengan adhitanna (tekad kuat) yang melarang perubahan posisi tubuh selama satu jam. Selain itu, ibu hamil juga diijinkan untuk beristirahat lebih lama bila dia merasa membutuhkannya.

Iya, kalian tidak akan mendapatkan makan malam selain buah di kursus ini. Untuk yang maag, tenang saja, yakinlah bahwa maag kalian tidak akan kumat. Kalau pun akhirnya kumat, akan diberikan keringanan oleh guru atau asisten guru. Walau sangat disiplin, kursus ini penuh kasih sayang kok. :D

Di Indonesia, ada tiga lokasi kursus Vipassana SN Goenka ini, yaitu Bogor, Klaten, dan Bali. Lokasi yang saya pilih adalah di Bali, karena menyangka bahwa jaraknya lebih dekat dari Surabaya. Mungkin benar, mungkin salah, yang jelas transportasi umum di Bali itu bisa dibilang makhluk langka, sehingga untuk mencapai lokasi kursus akhirnya membutuhkan dana lumayan untuk kantong mahasiswa saya. Hahaha... 

Tapi harga segitu bisa dibilang murah untuk ilmu, suasana lokasi, dan segala yang saya dapatkan dari kursus ini. Landih Ashram begitu indah dengan segala kesederhanaannya. Begitu juga saya. Hahahaa... :)

Walau kursus ini berada di Indonesia, tapi karena lokasinya berada di Bali, entah mengapa peserta dan panitianya justru 90% merupakan turis manca negara, seperti dari Bosnia, Polandia (my roommate), Kanada, Amerika, Rusia, Jerman, Mexico, Singapura, Iran, Perancis, dlsb. Mereka yang kebetulan sedang berlibur di Bali atau pun yang sengaja ke Bali untuk menghadiri kursus ini seperti saya. Dari sekitar 80 orang yang hadir, hanya ada 4 orang yang berkebangsaan Indonesia Raya, termasuk saya.


Selain mendapatkan ilmu-ilmu meditasi, saya pun otomatis mendapatkan ilmu kebudayaan dari beberapa negara di belahan dunia lain. Bahkan tawaran beasiswa di Jerman dan Irlandia! Uuuulalaa... Sayangnya kuliah saya belum selesai. Tapi jodoh pasti bertemu kan, kang Afghan? Hahaha...

Kursus ini gratis. Tapi di akhir masa kursus, diberi kesempatan kepada para peserta untuk menyumbangkan dana untuk biaya kursus vipassana yang selanjutnya, yang akan dihadiri oleh orang-orang baru lagi. Jadi ini seperti sistem subsidi silang. Tapi bila tidak berdonasi pun tak mengapa, karena ini merupakan dhamma. Keikhlasan hati untuk bersedekah demi orang lain mendapatkan kebaikan teknik ini pula.

Di artikel selanjutnya akan saya ceritakan jadwal dan keseharian saya selama mengikuti masa karantina di Landih Ashram ini. Tunggu yaaaa... 

Comments