Hello Travelers!
Kabupaten Garut di Jawa Barat memiliki banyak sekali daerah wisata yang menarik dan lengkap, baik pegunungannya, pantainya, danaunya dll. Salah satu pegunungan di Garut yang sering didatangi travelers adalah Gunung Papandayan yang terkenal akan kawah dan hutan matinya ini.
Salah satu kaki Gunung Papandayan berada di Kecamatan Cisurupan, sekitar satu jam dari pusat kota Garut. Untuk menuju ke sana dengan kendaraan umum ada beberapa cara, yaitu via bis dan kereta api. Artikel ini akan menceritakan perjalanan menggunakan kereta api ekonomi yang berhenti di Stasiun Cibatu dan nanjak via Cisurupan. Cekidot!
Perjalanan di mulai dari kota Surabaya menggunakan kereta api Pasundan dan tiba di Stasiun Cibatu, Garut pukul 10 malam. Karena sudah malam, angkutan umum sudah tidak lagi tersedia. Travelers bisa menggunakan jasa ojek yang banyak menanti di depan stasiun atau bisa juga menunggu hingga pagi, sekitar jam 3 atau 4 saat angkutan umum kembali beroperasi.
Bila travelers memilih untuk menggunakan ojek, mereka hanya akan mengantarkan hingga simpangan Citameang dengan harga Rp25.000,- per orang (tentu bisa sampai Terminal Guntur tapi harganya akan sangat mahal, sekitar 3x lipatnya). Di simpang Citameng, travelers harus menunggu angkutan kota berwarna merah-putih yang menuju Terminal Guntur dengan harga Rp10.000,-.
Kalau tengah malam, tentu saja menunggu angkot tsb akan sangat lama. Jadi saya sarankan untuk menunggu saja hingga pukul 3 pagi di Stasiun Cibatu, tidur untuk mengembalikan tenaga yang terkuras setelah melewati 13 jam perjalanan dengan kereta. Lagi pula udara di stasiun tidak sedingin Cisurupan atau di Camp David (pos 1). Untuk seorang yang terbiasa hidup di Surabaya yang konon memiliki 9 matahari itu, perbedaan suhu ini sangatlah berpengaruh. :D
Sekitar pukul 3-4 pagi angkutan umum sudah mulai banyak yang beroperasi hingga di depan stasiun (biasanya hanya sampai alun-alun di dekat stasiun saja) karena banyak warga yang menggunakan KRL untuk bekerja. Naiklah angkot berwarna Hijau-Kuning atau Merah-Putih hingga ke Terminal Guntur (bertanyalah dahulu untuk memastikan). Waktu yang dibutuhkan sekitar satu jam.
Setiba di Terminal Guntur, travelers bisa belanja logistik seperti sayuran, karena dekat sekali dengan terminal ini ada pasar subuhnya. Atau bila ingin melakukannya di Pasar Cisurupan nanti juga tidak mengapa. Kemudian carilah angkot berwarna Biru donker-Putih jurusan Cisurupan atau gunakan Elf jurusan Cikajang yang tarifnya Rp10.000,- dan turun di pertigaan Pasar Cisurupan di kaki Gunung Papandayan yang membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari Terminal Guntur. Di pertigaan ini travelers bisa menambah logistik yang masih kurang.
Dari Pasar Cisurupan, ada tiga pilihan menuju Pos 1 Gunung Papandayan bila tanpa kendaraan pribadi. Pertama, jalan kaki selama sekitar 2 - 3 jam. Kedua, naik ojek sekitar setengah jam. Terakhir, naik mobil pick up seharga Rp20.000,- sekitar setengah jam. Sayangnya, mobil pick up ini hanya akan berjalan bila sudah terpenuhi kuota 10-15 orang atau bila travelers mau membayar biaya Rp200.000,- untuk satu mobil.
Karena ini perjalanan solo travelers, maka saya memilih untuk menyewa ojek untuk mencapai Pos 1 atau yang sering disebut Camp David, entah mengapa diberi nama seperti itu. Apa karena ingin meniru tempat peristirahatan Presiden Amerika di Maryland sana atau apa, entahlah. Jalan menuju Camp David saat ini sudah lumayan mulus, setahun yang lalu, jalanan ini sungguh ekstrim tingkat kerusakannya.
Di Pos Pendakian ini travelers harus melakukan pendaftaran dan membayar tiket masuk Rp5000,- di hari biasa dan Rp7500,- di akhir pekan atau hari libur untuk wisatawan lokal. Saya mendaftar untuk 3 hari tapi diberi 2 tiket seharga Rp15.000,- karena datang di akhir pekan. Entah apakah pendaftaran memang maksimal untuk 2 hari, atau bagaimana.
per Juni 2014 |
Setelah sedikit membersihkan badan dan mengepak ulang carrier agar nyaman saat dibawa mendaki, pada pukul 7 pagi akhirnya pendakian pun dimulai. Melewati jalan berbatu, kurang dari setengah jam travelers akan mencapai kawah terbesar Papandayan yang bernama Kawah Mas. Kawah ini adalah salah satu daya tarik yang membuat banyak wisatawan mengunjungi Gunung Papandayan.
Pemandangan berupa tebing-tebing dan (tentu saja) kawah berasap berwarna kehijauan karena (lagi-lagi tentu saja) mengandung belerang menjadi keindahan yang unik. Gunakan masker untuk menahan bau belerang yang cukup menyengat dan kaca mata hitam untuk melindungi mata dari sinar matahari yang menyilaukan.
Karena jalur tercepat menuju Hutan Mati kini ditutup akibat sering terjadi longsor, maka travelers dapat meneruskan perjalanan melalui jalur Gober Hut. Mungkin diberi nama seperti ini karena seorang peneliti burung berkebangsaan Belanda bernama Hoogerwerf pernah melakukan penelitian di sekitar Pondok Salada dan Tegal Panjang pada tahun 1948 dan memiliki pesanggrahan atau gubug di sekitar situ. Ini memang hanya perkiraan saya saja, tapi terasa begitu logis bukan? Hehehe
Setelah satu jam berjalan melalui kawah Nangklak dan melewati Lawang Angin, sampailah travelers di Pos 2 atau area perkemahan Gober Hut. Di area ini kita bisa menikmati matahari terbit dan terbenam tanpa harus meraih puncak terlebih dahulu. Terdapat fasilitas toilet, musholla, dan beberapa warung di tempat ini. Meski begitu, jarang yang berkemah di sini karena lebih memilih untuk beristirahat di Pondok Salada yang hanya berjarak sekitar 10 menit dari Gober Hut.
Pondok Salada adalah tujuan utama para pendaki yang ingin berkemah di Gunung Papandayan. Wilayah seluas 8 ha ini terdiri dari hutan, tanah lapang berumput, sungai, rawa, dan padang edelweis kecil. Fasilitas yang tersedia adalah 3 toilet, pipa yang mengalirkan air bersih dari sungai yang selalu mengalir sepanjang tahun, juga warung-warung warga di akhir pekan.
Biaya transportasi Desember 2014 :
- Kereta Api Pasundan : Rp55.000,- (per 1 Januari 2015 naik menjadi Rp110.000,-)
- Angkot Cibatu - Terminal Guntur : Rp10.000,-
- Angkot Terminal Guntur - Pertigaan Pasar Cisurupan : Rp8.000,-
- Ojek Pasar Cisurupan - Base Camp David : Rp30.000,-
- Simaksi : 2 hari x Rp7500,- = Rp15.000,-
- Ojek Base Camp David - Pasar Cisurupan : Rp25.000,-
- Pasar Cisurupan - Ramayana Garut : Rp8000,-
- Ramayana Garut - Cibatu : Rp10.000,-
- Kereta Api Kahuripan : Rp50.000,- (per 1 Januari 2015 naik menjadi Rp100.000,-)
Total biaya transportasi PP adalah Rp211.000,-
PS. Foto di file data saya hilang, sehingga artikel ini nyaris tanpa foto penunjang.
PS. Foto di file data saya hilang, sehingga artikel ini nyaris tanpa foto penunjang.
Comments